Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

Memaknai Hari Kartini 2023: Perempuan dan Pendidikan yang Memanusiakan Manusia

Tanggal 21 April, menjadi salah satu hari bersejarah bagi masyarakat Indonesia, terutama kaum perempuan. Hari Kartini, diperingati setiap tanggal 21 April untuk mengenang jasa Raden Adjeng Kartini sebagai pahlawan perempuan dan pejuang emansipasi wanita di bumi nusantara. Berkat jasa beliau, perempuan di Indonesia diakui keberadaannya, tidak hanya di ruang publik, namun memiliki hak yang sama dalam bidang pendidikan, pekerjaan, karya hingga kontribusi bagi bangsa Indonesia. Hari Kartini, sebenarnya mulai diperingati sejak tahun 1964, tepatnya sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964, oleh Presiden Soekarno saat itu, tepatnya pada tanggal 2 Mei 1964. Keputusan itu menetapkan bahwa R.A. Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional serta menetapkan hari lahir R.A. Kartini, yakni 21 April untuk diperingati setiap tahun. Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat, lahir di Jepara tanggal 21 April 1879. Ia merupakan putri dari pasangan Bupati Jepara, R

Asal Muasal Genah Pelinggih Pura Dalem Ulakan, Kec. Manggis, Kab. Karangasem

Gambar
  Kearifan lokal ini bisa dijadikan referensi dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan mengangkat Tema Kearifan Lokal sehingga generasi muda memahami histori dan makna dari keberadaan suatu tempat persembahyangan di suatu desa. Desa Pakraman Ulakan diperkirakan berdiri pada abad ke-13 Masehi. Hal itu berdasarkan sumber dari berbagai lontar milik keluarga, serta cerita yang diterima turun-temurun dari tetua desa ke generasi mudanya, saat mulai ada warga yang menetap, berdasarkan lontar milik Dadia Gede, lanjut Rame, desa itu bernama ”Indrawati,” berpenduduk delapan KK. Total krama sekitar tahun 1380 Masehi ada 70 KK, selain di Indrawati (kini diperkirakan wilayah sekitar Pura Dalem), di antaranya tujuh KK bermukim di Banjar Kangin, 15 KK di Bengkel, 16 KK di Belong, dan masing-masing delapan KK di Tuwed Nangka, Banjaran Dawan dan Prakpak. Desa Pakraman Ulakan ini, juga mempunyai ciri khas di mana jalan masuk menuju pusat desa diapit dua bale tegeh. Bale in

Sejarah Desa Ulakan dan Lobong-Lobong

Gambar
        Desa Ulakan merupakan desa tua yang terletak di pesisir pantai timur Bali tepatnya di Kecamatan Manggis Karangasem Bali. Yang menarik dari desa ini, diperkirakan sudah ada semenjak tahun 1380 yang dahulunya bernama Pemukiman Indrawati seperti yang disebutkan dalam pipil.        Menurut tetua di sana kata Ulakan berarti air, namun ada juga yang mengatakan Ulakan berasal dari '"metulak" yang artinya kembali.      Dalam kamus Jawa Kuno Zoetmolder kata "Wulakan" memiliki arti sumur atau mata air.  disisi lain nama terdahulu dari desa Ulakan ini adalah  Indrawati. Nama Indrawati sendiri merupakan nama sungai yang ada di  India dan Nepal.  Hal ini tentu sangat berkaitan antara nama ulakan dan Indrawati.        Tidak hanya itu  banjar-banjar yang terdapat di desa Ulakan juga memiliki kaitan erat dengan kata air misalnya banjar Belong, "Belong" artinya wadah air, terdapat pula nama banjar Kodok, menurut masyarakat disana kata Kodok kemungkinan berasal

Pendidikan itu Seperti Apa Menurut Anak/ Siswa?

Gambar
  Kenapa sih kita harus sekolah? Capek banget sekolah harus berangkat pagi pulang siang terkadang sore, nanti sampai rumah harus les lagi belum lagi mengerjakan tugas. Padahal kita punya youtube , google , dan platform lainnya yang bisa kita pakai untuk belajar. Mungkin banyak dari kita yang berpikir seperti itu. Bener deh kalau dibilang kita punya banyak cara untuk belajar namun yakin gak sih itu bakalan efektif untuk kita belajar. Terlebih lagi kita bukan cuman harus belajar ‘pelajaran’, banyak hal lainnya yang harus kita pelajari. Seperti contoh bersosialisasi dengan orang lain, mengutarakan pendapat, berdiskusi, dan banyak hal lainnya yang sebenarnya tidak dijelaskan dalam platform platform tersebut. Sebagai manusia sosial yang membutuhkan orang lain, kita bukan cuman harus belajar pelajaran akademik namun juga cara bersosialisasi dengan orang lain. Bagaimana cara kita menghargai orang lain, cara kita cepat menyesuaikan diri dengan orang baru, dan banyak hal lainnya. Selama pandemi

Haruskah Ki Hajar Dewantara?

Gambar
Siapa Ki Hajar Dewantara (KHD)? Setiap orang Indonesia pasti mengetahuinya ( jika tidak mengetahuinya, terlalu.... ), dari yang paling muda hingga paling tua, dari Sabang sampai Merauke, dari Mianggas sampai Pulau Rote, pasti mengetahuinya. Tidak mungkin tidak. Dia adalah Bapak Pendidikan Indonesia yang hari kelahirannya selalu diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia, tepatnya tanggal 2 Mei pada setiap tahunnya. Sudah berapakali semenjak lahir memperingati tanggal dan bulan itu sebagai Hari Pendidikan Nasional Indonesia? Namun yang pasti, setiap orang memiliki bilangan yang berbeda terkait hal itu. KHD, kebayakan praktisi dan pelaku pendidikan saat ini menyebutnya atau populer dengan nama Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Soewardi Soeryaningrat adalah sosok yang sama yang lahir pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Ki Hajar Dewantara adalah sosok guru bangsa, cendikiawan, penulis, wartawan, tokoh pergerakan, pahlawan nasional dan seorang budayawan. Dia adalah soso

Misi KKN di Desa Datah karya Ni Made Sri Galih Gunabhiksana

Gambar
  Saat pertama kali kami menginjakkan kaki di desa ini, kami sudah dapat menghirup aroma busuk yang berasal dari  sepanjang selokan yang ada pada permukiman disana.  Warga disana seakan tidak ada yang peduli dengan lingkungannya. Perlahan Mira dan kawan kawannya menginjakkan kakinya untuk menulusuri desa tersebut. Desa itu suram layaknya desa tak berpenghuni. "Kelihatannya desa ini sangat kotor, gue bisa betah gak sih tinggal disini?!", ujar Tina sambil menapakkan kakinya. "Gue juga berpikiran kaya gitu sih dari tadi. Awal masuk aja udah sekotor ini apalagi  dalamnya", jawab temanku yang bernama Lina. Sejak awal kami sudah merasa tidak enak berada di desa ini, kami kira desa ini tidak separah dengan apa yang kami bayangkan. '' L o ngerasain hal yang sama gak kaya gue?", tanyaku kepada salah satu temanku. " I ya sih gue juga ngerasain hal yang sama kaya lo", jawab temanku itu. Beberapa  hari kemudian kami mulai melakukan sosialiasasi, ternyata

SEHARUSNYA ITU AKU karya Ni Luh Andhi Rika Suarningsih

Gambar
                      “ Brakkk!!! ” , aku yang sedang duduk di sofa karena kelelahan. Tiba-tiba terkejut dengan sesuatu yang baru saja terjadi di depanku. Lalu aku menoleh ke arah seseorang di depanku, yang tidak lain adalah ayahku. “Pah ada apa ?”, tanya Grita. “Apa kau tidak merasa membuat kesalahan Grita ?”, tanya Papa Grita. “Apa kesalahanku pah ?” , tanya Grita dengan pelan. “ Cepat masuk ke kamarmu !” , k ata papa Grita dengan membentak. “ Baik pah.” k ata Grita sedih. Keosokan harinya di meja makan Grita dan keluarganya makan bersama. Aku ragu bertanya dengan Papa, apa yang ingin dia katakan semalam. Saat aku pulang dari les. “Grita Mama nggak liat kamu semalem, apa kamu pulang telat ?” , t anya Mama Grita dengan pelan. “Iya mah, kemarin aku pulang telat.” , k ata Grita dengan mengangguk. “Ohh baiklah, mari kita makan. Mama mau manggil si Brayen dulu ya.” , k ata Mama Grita penuh p engertian. Tiba-tiba Brayen datang menghampiri meja makan. Semua anggota kel