Asal Muasal Genah Pelinggih Pura Dalem Ulakan, Kec. Manggis, Kab. Karangasem

 


Kearifan lokal ini bisa dijadikan referensi dalam pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan mengangkat Tema Kearifan Lokal sehingga generasi muda memahami histori dan makna dari keberadaan suatu tempat persembahyangan di suatu desa.

Desa Pakraman Ulakan diperkirakan berdiri pada abad ke-13 Masehi. Hal itu berdasarkan sumber dari berbagai lontar milik keluarga, serta cerita yang diterima turun-temurun dari tetua desa ke generasi mudanya, saat mulai ada warga yang menetap, berdasarkan lontar milik Dadia Gede, lanjut Rame, desa itu bernama ”Indrawati,” berpenduduk delapan KK. Total krama sekitar tahun 1380 Masehi ada 70 KK, selain di Indrawati (kini diperkirakan wilayah sekitar Pura Dalem), di antaranya tujuh KK bermukim di Banjar Kangin, 15 KK di Bengkel, 16 KK di Belong, dan masing-masing delapan KK di Tuwed Nangka, Banjaran Dawan dan Prakpak.

Desa Pakraman Ulakan ini, juga mempunyai ciri khas di mana jalan masuk menuju pusat desa diapit dua bale tegeh. Bale ini kini tengah dipugar, tetapi menurut klian IM Simpen, bentuknya tetap dipertahankan seperti aslinya. Bale ini diperkirakans sudah didirikan sejak pemindahan pusat desa dari Indrawati ke pusatnya kini. Zaman dulu, bale tegeh itu dijadikan tempat pengadilan (balai raad kertha) atau menerima Raja Karangasem saat ‘turun’ (berkunjung) ke Desa Ulakan. Kini di balai itu masih digunakan sebagai tempat paruman prajuru atau mengomando saat ada upacara, seperti mengatur jalannya melasti. Di desa itu juga, masih ada bangunan peninggalan raja, berarsitektur campuran Bali dan Cina. Dulu, bangunan itu milik kerajaan, digunakan bila raja atau rombongannya beristirahat. Namun kemudian, bangunan itu dihibahkan ke salah seorang warga dan oleh penerima bentuknya tetap dipertahankan.

Berdasarkan letaknya Pura Dalem di desa itu terbilang unik, karena paling utara yakni di utara desa. Pura Dalem itu tak seperti biasanya di desa lain yang terletak di dekat kuburan di selatan desa. Kenapa Pura Dalem justru berada di utara, diperkirakan karena wilayah itu dikelilingi perbukitan di barat, utara sampai timur. Cuma di bagian tenggara wilayah dataran (dalem). Dataran ini bagaikan pintu masuk ke wilayah pusat (tonggak berdirinya desa)–di mana ditandai Pura Dalem sebagai sentra.

Sumber pada sebuah lontar mengatakan, saat jero bendesa yang ditugaskan raja telah datang, pusat desa pun dipindahkan dari Indrawati ke selatan, dekat pantai. Soalnya, jro bendesa memperoleh tanah garapan (tanah padasan) luas di dekat pantai. Pemindahan pusat desa juga dalam rangka warga usai bekerja di sawah, juga bisa menyempatkan diri mencari ikan di laut.

Mulailah disepakati pengukuran karang desa, menetapkan lokasi pembangunan Pura Puseh (tegak puseh). Namun pura dalem tetap di utara desa. Sempat hendak dipindahkan ke selatan desa. ”Namun, berdasarkan petunjuk dari atas, yang diceritakans secara turun-temurun, ternyata Ida Bhatara Dalem tak berani dengan lelintah (lintah),” tulis Rame dalam sejarah Desa Pakraman Ulakan.

Sumber : 

https://stttirtamanik.wordpress.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanfaatan Aset dengan Metode Bagja (Sebuah Refleksi Diri)

Pemimpin Pembelajar dalam Pengelolaan Sumber Daya (Koneksi Antarmateri)

Pengembangan Pola Pikir Berbasis Aset pada Pengurus OSIS SMPN 4 Abang (Implementasi Berpikir Berbasis Aset Sejak Dini)