Postingan

Pengembangan Pola Pikir Berbasis Aset pada Pengurus OSIS SMPN 4 Abang (Implementasi Berpikir Berbasis Aset Sejak Dini)

Gambar
  Rapat rutin OSIS bersama Pembina “Selamat  sore para pengurus OSIS SMPN 4 Abang.  Coba simak video ini. Insipirasi apa yang dapat kalian dapatkan terkait dengan proses perencanaan atau rapat di pengurus OSIS”, tanya saya di WAG OSIS sambil mengirim video berikut. Video tersebut menggambarkan bagaimana  di sekelompok guru tentang perbedaan  deficit based thinking  dan  asset based thinking  yang saya peroleh dari kegiatan program guru penggerak. Sengaja video tersebut saya kirim ke grup OSIS untuk memantik sekaligus menginspirasi kepada pengurus OSIS agar dapat beralih mindsetnya dari berpikir berbasis kekurangan menuju berpikir berbasis kelebihan atau potensi yang dimiliki sebagai asset yang berharga. Inilah cara kami di bidang kesiswaan untuk melakukan aksi nyata bagaimana mengubah paradigma tersebut agar generasi muda ini mampu melaksanakan fungsi keorganisasiannya secara baik, mampu memanfaatkan aset-aset yang ada secara optimal. Hal sederhana apa yang kami lakukan, namun saya yak

Pemimpin Pembelajar dalam Pengelolaan Sumber Daya (Koneksi Antarmateri)

Gambar
  Pemimpin pembelajaran memiliki peran dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan sekolah. Hal ini  mengacu pada peran seorang pemimpin di bidang pendidikan yang tidak hanya fokus pada mengelola aspek administratif dan kebijakan sekolah, tetapi juga aktif dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan memastikan sumber daya yang tersedia dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Orientasi yang perlu dipegang adalah berpihak kepada murid. Seperti apa yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan harus membawa kemerdekaan bagi individu, baik dalam konteks fisik, mental, maupun emosional. Seorang pemimpin pembelajaran yang terinspirasi oleh konsep ini akan berfokus pada menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kemerdekaan siswa. Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pembentukan karakter yang kuat dan moralitas yang baik. Seorang pemimpin pembelajaran yang terinspirasi oleh konsep ini akan menekankan nila

Pemanfaatan Aset dengan Metode Bagja (Sebuah Refleksi Diri)

Gambar
  BAGJA merupakan akronim dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Kelima langkah utama BAGJA diimplementasikan dalam proses inkuiri apresiatif. Kali ini kita akan belajar bagaimana penerapan metode Bagja dalam proses pemanfaatan aset yang dimiliki kelas oleh seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas. Yuk simak video berikut. Kegiatan/tindakan dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan Bagja yang meliputi buat pertanyaan utama, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur eksekusi. Buat pertanyaan utama . Dalam kegiatan ini guru menuliskan sebuah tulisan di papan tulis “Penyemangat Belajar”.  Meskipun guru menuliskan kalimat tersebut, tulisan tersebut membuat murid menjadi penasaran. Pertanyaan utama yang muncul dalam kegiatan ini adalah “Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?”. Ambil Pelajaran.  Dalam kegiatan ini guru menanyakan pikiran apa yang muncul dari

BERKATA BAIK ATAU DIAM

Gambar
  Ketika seorang guru memberikan kata² positif kepada muridnya, hal ini dapat memiliki dampak positif yang signifikan pada suasana hati murid tersebut. Beberapa alasan mengapa kata-kata positif dari seorang guru dapat merubah suasana hati murid. 1. Penguatan Diri: Mereka merasa dihargai dan dipercaya oleh guru mereka. Ini membantu meningkatkan rasa percaya diri mereka. 2. Motivasi:  Ketika guru mengakui usaha keras dan prestasi murid, ini dapat memotivasi mereka untuk terus bekerja keras dan mencapai lebih banyak. 3. Peningkatan Kepuasan: Mereka merasa lebih senang dan bersemangat untuk datang ke sekolah. 4. Pengurangan Stres: Mereka merasa lebih nyaman dan aman di lingkungan pembelajaran. 5. Membangun Hubungan: Hubungan yang baik dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih harmonis dan produktif. 6. Peningkatan Kinerja: Mereka merasa memiliki alasan untuk berinvestasi dalam pendidikan mereka. 7. Pembentukan Identitas Positif: Mereka mungkin mulai melihat diri mereka sebagai siswa

Mendidik itu ibarat menanam padi (KHD)

Gambar
  Di sebuah desa kecil yang subur, seorang guru dianggap seperti seorang petani yang bijaksana. Seperti seorang petani  yang merawat ladang padi dengan penuh dedikasi, seorang guru juga merawat bibit pengetahuan di hati para anak didiknya.  . Seperti saat seorang petani menanam benih padi dengan cermat, seorang guru merencanakan pelajaran dengan hati-hati.  Mereka menanamkan gagasan dan konsep kecil ke dalam pikiran para anak didiknya, memberi mereka dasar yang kuat untuk tumbuh dan berkembang. . Ketika tanaman padi tumbuh, petani harus memperhatikan setiap detailnya-memberi makan, memastikan cukup air, dan melindungi dari hama. Demikian pula, seorang guru harus mengawasi perkembangan para anak didiknya.  Mereka memberikan bimbingan, membantu mengatasi kesulitan, dan memastikan agar pengetahuan berkembang seiring waktu. . Proses belajar adalah seperti siklus pertumbuhan tanaman padi. Interaksi antara guru dan anak didik adalah kunci utamanya. Ketika seorang anak didik bertanya, ini sep

1.1.a.8. Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1

Gambar
          Pendidikan adalah proses pembelajaran yang melibatkan berbagai aspek, termasuk materi pelajaran, kesimpulan yang diambil, dan refleksi terhadap pembelajaran tersebut. Dalam konteks ini, pemikiran Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan Indonesia yang diakui secara internasional, memiliki nilai yang dapat diimplementasikan dalam praktek pendidikan modern. Salah satu pemikiran utama Ki Hajar Dewantara adalah tentang pentingnya koneksi antar materi dalam pembelajaran. Beliau berpendapat bahwa setiap mata pelajaran tidak boleh diajarkan secara terpisah satu sama lain, tetapi harus saling terkait dan saling mendukung. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan interdisipliner, di mana pengajaran melibatkan berbagai mata pelajaran secara terintegrasi.           Dalam konteks koneksi antar materi, penekanan diberikan pada pemahaman siswa tentang bagaimana berbagai konsep dan topik saling terkait. Misalnya, ketika membahas tentang perubahan iklim dalam pelajaran Laporan Hasil Obs

Koneksi Antar Materi - Modul Kesimpulan dan Refleksi untuk calon guru penggerak

Gambar
Tulisan mengenai Koneksi Antar Materi - Modul Kesimpulan dan Refleksi untuk calon guru penggerak: Sebagai seorang guru penggerak, menjalin koneksi antara berbagai materi pelajaran adalah salah satu tanggung jawab penting. Koneksi antar materi membantu siswa memahami bagaimana konsep dan pengetahuan yang mereka pelajari dalam satu pelajaran dapat terhubung dengan materi lainnya. Dengan memahami koneksi ini, siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih utuh dan komprehensif tentang topik yang dipelajari. Modul kesimpulan dan refleksi adalah alat yang efektif untuk mengajarkan koneksi antar materi kepada siswa. Dalam modul ini, siswa diajak untuk merefleksikan materi yang telah mereka pelajari dari berbagai perspektif, mengidentifikasi pola, dan memahami bagaimana satu konsep dapat berkaitan dengan konsep lainnya. Dalam modul ini, siswa diajarkan untuk: 1. Mengidentifikasi tema umum dalam berbagai materi pelajaran. Siswa diajak untuk melihat pola umum yang ada di dalam materi pelajaran yang