Berkompetisi ataukah Berkolaborasi?


Kompetisi dan kolaborasi adalah dua pendekatan yang berbeda dalam menghadapi situasi atau masalah. Kompetisi mengacu pada situasi dimana dua atau lebih individu atau kelompok yang berusaha untuk mencapai tujuan yang sama atau serupa dengan cara bersaing satu sama lain. Sedangkan kolaborasi, mengacu pada situasi di mana dua atau lebih individu maupun kelompok bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama atau serupa.

Pendidikan dengan sistem kompetisi memiliki nilai tambah sebagai penyemangat inovasi dan dan meningkatkan prestasi. Sedangkan dampak negatifnya lebih banyak kita lihat seperti memperburuk stres dan kecemasan. Kempetisi akan memicu konflik, menyisakan ego dan dapat merugikan pihak yang lemah. Anak didik sering merasa tertekan untuk bersaing dan mencapai hasil terbaik, dan ini dapat berdampak pada kesehatan mental mereka. Rasa empati, saling menghargai, menghormati, tolong-menolong yang menjadi nilai  dasar sosial manusia untuk berinteraksi tidak tumbuh dengan baik dalam sistem kompetisi.

Sistem pendidikan yang sangat kompetitif juga dapat memperburuk mentalitas kalah pada siswa. Siswa yang tidak berhasil dalam ujian atau perlombaan akan merasa rendah diri atau gagal, dan ini dapat mempengaruhi motivasi dan minat mereka untuk belajar. Contohnya ketika perlombaan itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, alhasil proses sebelum pelaksanaan kompetisi terkadang juga tidak hanya dilalui dengan semangat yang sportif, apalagi saat perlombaan, jiwa-jiwa tidak sportif masih terjadi yang ditempuh dengan berbagai cara agar hasilnya nanti yang terbaik.

Pada sistem kompetitif juga akan mengurangi rasa solidaritas antar anak didik, karena menekankan pada keunggulan individu atau kelompok tertentu. Keunikan dan keragaman yang menjadi kodrat manusia tidak begitu diperhatikan karena seringkali menekankan pada nilai-nilai yang lebih objektif, seperti nilai-nilai tes yang terstandarkan.

Pendidikan yang kompetitif juga memperburuk kesenjangan sosial, karena anak didik dari kelompok sosial lemah atau yang lebih rendah tidak memiliki sumber daya untuk bersaing dengan anak didik dari kelompok yang lebih tinggi. Hal ini mengurangi kesempatan mereka untuk sukses dalam sistem pendidikan dam memperburuk kesenjangan sosial.

Sedangkan sistem pendidikan yang didasarkan pada kolaborasi akan lebih menekankan pada kerjasama, partisipasi aktif, dan pertukaran gagasan antaranak didik, daripada bersaing satu sama lain. Pendidikan kolaboratif memberikan kesempatan bagi anak didik untuk belajar bersama dan membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan yang sama. Dalam sistem pendidikan kolaboratif, anak didik kita dapat memperoleh keterampilan sosial, keterampilan komunikasi, dan keterampilan kepemimpinan yang lebih kuat.

Berbeda dengan sistem kompetitif, pendidikan kolaboratif menekankan pada pentingnya kerja tim dan saling menghormati. Anak didik diberi kesempatan untuk bekerja bersama dalam projek-projek tim yang melibatkan berbagai keterampilan, seperti keterampilan memecahkan masalah, keterampilan kreatif, dan keterampilan presentasi. Anak kita juga diberi kesempatan belajar dari satu sama lain dan belajar menerima masukan dari anggota tim mereka.

Pendidikan kolaboratif lebih mempromosikan inklusivitas dan keberagaman, karena anak didik dari latar belakang dan kemampuan yang berbeda dapat beekrja sama dalam satu kegiatan atau projek. Hal ini dapat membantu anak didik kita untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang perbedaan individu dan untuk menghargai keberagaman yang sekarang nilai-nilai ini mulai memudar di negara kita.

Anak didik kita akan merasa lebih terlibat dalam proses pembelajaran dan untuk lebih termotivasi dalam mencapai tujuan yang sama dengan kelompok mereka. Dalam hal ini, anak didik belajar untuk berkontribusi aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri dan belajar untuk mengambil tanggung jawab atas pencapaian tujuan kelompok mereka.

Jadi keseluruhan, sistem pendidikan kolaboratif dapat menjadi alternatif yang efektif bagi sistem pendidikan yang kompetitif. Hal ini dapat membantu anak didik untuk mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan kolaboratif, dan keterampilan kepemimpinan yang lebih kuat, sambil mengembangkan keterampilan akademik mereka.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

JIKA MAU MENGAJAR JANGAN PERNAH BERHENTI BELAJAR

Pemimpin Pembelajar dalam Pengelolaan Sumber Daya (Koneksi Antarmateri)

Memahami pernyataan FIFA