Memberikan Kepercayaan Siswa untuk Bertanggung jawab
Tulisan ini bisa dikatakan hasil refleksi saya sebagai guru ketika mengamati dan ikut dalam komunitas mereka. “Belajar tidak selamanya di sekolah”, sebuah ungkapan yang selayaknya terpatri pada guru-guru saat ini. Di era lalu, anak didik kita masih mungkin masih bisa dengan patuhnya mereka datang ke sekolah, dengan sikap duduk yang teratur, mendengarkan guru mengajar. Di era itu, guru masih bisa menjadi pusat perhatian. Namun apakah bisa cara-cara itu diterapkan di era generasi Z ini. Tentu tidak sepenuhnya bisa dilakukan, karena eranya sudah lain. Ketika guru sebagai pusat perhatian, guru memberi materi dengan berpedoman pada kompetensi dasar yang harus urut dan runtut, ketika cara-cara masa lalu dimana guru menyampaikan secara tekstual dari buku dan diterapkan saat ini maka borring akan terjadi. Karena juga, materi-materi tersebut sudah ada di dunia maya. Sekali klik melalui shearching engine akan memberikan beribu-ribu informasi tentang tema yang sedang dipelajari.
Hari
ini saat pelaksanaan Kegiatan Tengah Semester, project riil menjadi kegiatan
yang menjadi programnya. Melalui project riil, siswa justru akan mampu
menyelesaikan permasalahan-permasalahan nyata secara kritis, mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi. Project riil ketika diterapkan tidak semudah
dalam ucapan karena hambatan yang sering muncul justru berkaitan dengan guru
itu sendiri, Seakan-akan guru tidak percaya dengan apa yang dilakukan siswa.
Seharusnya guru mulai membuka mata dan hati bahwa project riil ini yang berupa
kegiatan merawat lingkungan kelas dan menghias ruang kelas ini merupakan
kegiatan penting.
Sebagai
contoh yang diamati dari siswa-siswi Kelas 9C, dalam mempersiapkan kegiatan ini
terlihat begitu antusias. Hadir ide-ide unik maupun menarik dari para siswa.
Saya saat itu dihadapkan pada konsep yang dipaparkan Bapak I Gede Sarya bahwa
kreativitas siswa semestinya mendapat ruang tersendiri dalam pengembangannya.
Di lain sisi juga beliau menguraikan bahwa kegiatan tengah semester ini sebagai
langkah menciptakan sekolah yang menyenangkan.
Para
siswa secara mandiri menyiapkan apa yang diperlukan dalam menghias kelas,
menyusun hal-hal menarik hingga saat libur pun mereka berkumpul menyiapkan dan menciptakan
tata dekorasi untuk kelasnya. Tidak hanya itu pula, kaplingan kelas juga
menjadi prioritas para siswa Kelas 9C karena sebuah ekosistem kelas yang
menyenangkan itu harus nyaman, bersih dan hijau. Mereka bergotong-royong untuk
menciptakan hal tersebut.
Jadi,
sudah selayaknya para guru yang menjadi wali kelas maupun yang hanya mengampu
salah satu mata pelajaran memberikan kepercayaan tinggi terhadap kinerja mereka
dalam melakukan kegiatan project riil. Sudah selayaknya para guru tidak
mempermasalahkan apa yang mereka kolaborasikan antara siswa dalam melakukan
project riil. Sudah selayaknya para guru memberikan kepercayaan kepada
siswa-siswa yang berani mengajukan ide-ide hebat bukan menghancurkan semangat
yang muncul dalam diri siswa. Project riil yang dilakukan, konversilah
menjadi bentuk pembelajaran, tinggal berikan mereka kepercayaan untuk
bertanggunjawab dengan cara berkomunikasi yang menyenangkan. Sederhana namun
bermakna bagi mereka.
24 Maret 2023
Komentar
Posting Komentar