Gerakan Sekolah Menyenangkan


Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) merupakan gerakan perubahan dari akar rumput bersama guru dan masyarakat untuk mentransformasi sekolah menjadi tempat yang ideal bagi siswa. Harapannya sekolah mampu memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan bakat, passion, penalaran dan talenta terbaik mereka. Gerakan Sekolah menyenangkan menjadikan sekolah-sekolah di Indonesia memiliki lingkungan belajar yang positif, menyenangkan, aman, dan membangkitkan semangat belajar siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan karakter baik anak-anak Indonesia.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.  Sekolah diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan aspek intelektual semata bagi peserta didik. Namun aspek emosional dan spiritual juga menjadi kunci kesuksesan dalam pendidikan karakter. Hal ini berkaitan dengan aspek perilaku, sikap, cara, dan kualitas yang membedakan antar individu satu dengan lainnya. Sekolah yang merupakan tempat atau sarana dalam upaya mencapai tujuan Pendidikan, haruslah mengedepankan kenyamanan, kesenangan dan kegembiraan

Namun dalam kenyataannya, Pendidikan saat ini seringkali menimbulkan tekanan dan kekhawatiran bagi peserta didik, guru, bahkan orang tua, karena secara masif cenderung lebih mementingkan hasil akhir dalam bentuk nilai angka (akademis). Guru dan peserta didik lebih berfokus bagaimana agar perolehan nilai pada aspek kognitif menjadi bagus, sehingga aspek lainnya menjadi kurang mendapat perhatian khusus. Beberapa aspek penting terabaikan, seperti olahraga (kinestesis), olah rasa (estetik), dan olah hati (etik/spiritual). Padahal pencapaian prestasi dari sisi akademik tidak sepenuhnya membantu dan menjamin peserta didik memiliki hard skill yang baik. Untuk membentuk insan yang terdidik, justru peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan soft skill yang baik. Kesalahan terhadap tujuan utama pendidikan dalam jangka panjang akan memberi dampak negatif pada pembentukan karakter yang kurang baik pula, seperti tidak percaya diri, malas, tidak bertanggung jawab, berkurangnya etika dan sikap sosial (anti sosial) pada peserta didik.

Kondisi tersebut di atas tentu saja tidak bisa dibiarkan, dibutuhkan sebuah konsep yang mampu menjawab tantangan zaman, salah satunya dengan penciptaan ekosistem pendidikan ramah anak dan menyenangkan. Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) adalah gerakan ‘merdeka belajar’ untuk menciptakan budaya belajar yang kritis, kreatif, mandiri dan menyenangkan di sekolah. Gerakan ini berupaya membangun kesadaran guru-guru, kepala sekolah, dan pemangku kebijakan pendidikan dalam merancang sekolah sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar. Gerakan ini dapat terlaksana dengan maksimal apabila terjalin kerja sama yang kuat antara guru, peserta didik, serta orang tua. Melalui tiga komponen tersebut, GSM diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk membangun lingkungan pembelajaran yang menyenangkan dan efektif.

Konsep transformasi melalui penciptaan lingkungan belajar yang menyenangkan menjadi prinsip GSM yaitu learning environment (lingkungan belajar yang nyaman), pedagogical practice (model pembelajaran yang praktis), character development (pembentukan karakter), dan school connectednes (Pelibatan semua pihak terkait). Keempat prinsip tersebut memberikan ruang bagi aktivitas fisik maupun emosi. Peserta didik dapat merasakan interaksi yang positif dengan tumbuhnya rasa saling menghargai dalam setiap aktivitas. Konsep ini bertujuan untuk mempromosikan pendidikan berkualitas bagi semua kalangan dan berupaya memenuhi hak-hak peserta didik dalam setiap aspek kehidupan secara terencana dan bertanggungjawab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemanfaatan Aset dengan Metode Bagja (Sebuah Refleksi Diri)

Pemimpin Pembelajar dalam Pengelolaan Sumber Daya (Koneksi Antarmateri)

Pengembangan Pola Pikir Berbasis Aset pada Pengurus OSIS SMPN 4 Abang (Implementasi Berpikir Berbasis Aset Sejak Dini)