Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Pengembangan Pola Pikir Berbasis Aset pada Pengurus OSIS SMPN 4 Abang (Implementasi Berpikir Berbasis Aset Sejak Dini)

Gambar
  Rapat rutin OSIS bersama Pembina “Selamat  sore para pengurus OSIS SMPN 4 Abang.  Coba simak video ini. Insipirasi apa yang dapat kalian dapatkan terkait dengan proses perencanaan atau rapat di pengurus OSIS”, tanya saya di WAG OSIS sambil mengirim video berikut. Video tersebut menggambarkan bagaimana  di sekelompok guru tentang perbedaan  deficit based thinking  dan  asset based thinking  yang saya peroleh dari kegiatan program guru penggerak. Sengaja video tersebut saya kirim ke grup OSIS untuk memantik sekaligus menginspirasi kepada pengurus OSIS agar dapat beralih mindsetnya dari berpikir berbasis kekurangan menuju berpikir berbasis kelebihan atau potensi yang dimiliki sebagai asset yang berharga. Inilah cara kami di bidang kesiswaan untuk melakukan aksi nyata bagaimana mengubah paradigma tersebut agar generasi muda ini mampu melaksanakan fungsi keorganisasiannya secara baik, mampu memanfaatkan aset-aset yang ada secara optimal. Hal sederhana apa yang kami lakukan, namun saya yak

Pemimpin Pembelajar dalam Pengelolaan Sumber Daya (Koneksi Antarmateri)

Gambar
  Pemimpin pembelajaran memiliki peran dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan sekolah. Hal ini  mengacu pada peran seorang pemimpin di bidang pendidikan yang tidak hanya fokus pada mengelola aspek administratif dan kebijakan sekolah, tetapi juga aktif dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dan memastikan sumber daya yang tersedia dimanfaatkan secara efektif untuk meningkatkan pembelajaran siswa. Orientasi yang perlu dipegang adalah berpihak kepada murid. Seperti apa yang diajarkan oleh Ki Hadjar Dewantara, bahwa pendidikan harus membawa kemerdekaan bagi individu, baik dalam konteks fisik, mental, maupun emosional. Seorang pemimpin pembelajaran yang terinspirasi oleh konsep ini akan berfokus pada menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan kemerdekaan siswa. Konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pembentukan karakter yang kuat dan moralitas yang baik. Seorang pemimpin pembelajaran yang terinspirasi oleh konsep ini akan menekankan nila

Pemanfaatan Aset dengan Metode Bagja (Sebuah Refleksi Diri)

Gambar
  BAGJA merupakan akronim dari Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, dan Atur eksekusi. Kelima langkah utama BAGJA diimplementasikan dalam proses inkuiri apresiatif. Kali ini kita akan belajar bagaimana penerapan metode Bagja dalam proses pemanfaatan aset yang dimiliki kelas oleh seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran di kelas. Yuk simak video berikut. Kegiatan/tindakan dilakukan oleh guru dalam tayangan video yang menggambarkan tahapan Bagja yang meliputi buat pertanyaan utama, ambil pelajaran, gali mimpi, jabarkan rencana dan atur eksekusi. Buat pertanyaan utama . Dalam kegiatan ini guru menuliskan sebuah tulisan di papan tulis “Penyemangat Belajar”.  Meskipun guru menuliskan kalimat tersebut, tulisan tersebut membuat murid menjadi penasaran. Pertanyaan utama yang muncul dalam kegiatan ini adalah “Bagaimana cara mewujudkan kelas yang nyaman dan menyenangkan untuk belajar?”. Ambil Pelajaran.  Dalam kegiatan ini guru menanyakan pikiran apa yang muncul dari